A.
GAMBARAN
UMUM FILE MANAGEMENT SYSTEM
File system
atau manajemen file adalah metode dan struktur data yang digunakan sistem
operasi untuk mengatur dan mengorganisir file pada disk atau partisi. File
system juga dapat diartikan sebagai partisi atau disk yang digunakan untuk
menyimpan file-file dalam cara tertentu. Cara memberi suatu file system ke
dalam disk atau partisi dengan cara melakukan Format. Jadi, File Sistem adalah
suatu struktur yang digunakan sistem operasi untuk menyimpan dan membaca data
dari hard disk.
Adapun
contoh-contoh format file system sebagai berikut : FAT (File Allocation Table),
FAT32 (File Allocation Table 32), NTFS (New Technology File System) (Ketiga
varian ini umum digunakan untuk platform Windows), Ext, Ext2, Ext3 (Ketiga
varian ini umum digunakan untuk platform Linux), OS/2, HPFS, Reiser dll.
Sistem
manajemen file (file management file) terdiri dari program utility yang
dijalankan sebagai aplikasi privileged (hanya dapat dieksekusi oleh sistem
operasi), dimana file digunakan sebagai input (masukan) oleh sebagian besar
program aplikasi sebelum eksekusi dapat dijalankan dan file sebagai output (keluaran)
oleh program aplikasi sehingga dapat disimpan dalam waktu lama dan dapat
digunakan pada saat yang diperlukan.
File
mempunyai sifat sebagai berikut :
1.
Persistence
Informasi
dapat bertahan meski proses yang membangkitkan berakhir atau satu daya dimatikan.
2.
Size
File
umumnya berukuran besar, sehingga memungkinkan menyimpan informasi yang sangat
besar.
3.
Sharebility
File dapat
digunakan banyak proses dan dapat mengakses informasi secara konkruen.
B.
FILE
MANAGEMENT SYSTEM PADA LINUX
1. Gambaran
Umum
File system Linux kebanyakan menggunakan
ext2 (second extended) atau ext3 (third extended), file system yang tidak
mengalami fragmentasi seperti halnya file system windows (FAT/FAT32). Ext2 juga
memiliki system security yang baik dengan menerapkan access permission untuk
owner, group owner, dan other.
2. Atribut File
Setiap
sistem dalam manajemen file mempunyai sistem atribusi yang berbeda- beda, namun
pada dasarnya di linux mempunyai atribut seperti berikut ini:
·
Nama: Nama
berkas simbolik ini adalah informasi satu-satunya yang disimpan dalam format
yang dapat dibaca oleh pengguna.
·
Indentifiers:
Tanda unik ini yang biasanya merupakan sebuah angka, mengenali berkas didalam
sebuah berkas; tidak dapat dibaca oleh pengguna.
·
Tipe:
Informasi ini diperlukan untuk sistem-sistem yang mendukung tipe berbeda
(misal: .tar.gz pada kompresi, .tex pada dokumen latex).
·
Lokasi:
Informasi ini adalah sebuah penunjuk pada sebuah device tersebut(misal:
harddisk, UFD(usb flashdisk), floppy, DVD rom dll).
·
Ukuran:
Ukuran dari sebuah berkas (dalam bytes, words, atau, blocks) dan mungkin ukuran
maksimum dalam atribut juga.
·
Permission :
Informasi yang menentukan siapa yang dapat melakukan read, write, execute, dan
lainnya.
·
Waktu dan
identifikasi pengguna : informasi ini dapat disimpan untuk pembuatan berkas,
modifikasi terakhir, dan penggunaan terakhir. Data-data ini dapat berguna untuk
proteksi, keamanan, dan monitoring pengggunaan.
Inode adalah
Informasi yang mengidentifikasikan suatu file secara unik. Inode
mengidentifikasikan lokasi tempat file disimpan, dan karakteristik dari file
tersebut. (owner, date, dsb); tetapi nama file tidak disimpan sebagai bagian
dari inode. Informasi yang disimpan pada inode antara lain :
·
Device tempat inode
berada
·
Mode file
·
Locking information
·
Pemilik dan grup pemilik
dari file tersebut.
·
Jenis file (regular,
direktori, dll.)
·
Hak akses atas file.
·
Waktu pembuatan,
pembacaan, dan perubahan terakhir.
·
Waktu perubahan
informasi pada inode.
·
Jumlah link yang
menunjuk ke file ini.
·
Ukuran file.
·
Alamat yang menunjukan
lokasi sebenarnya dari data file.
Satu –
satunya informasi yang tidak tersimpan pada inode adalah nama file dan
direktori. Informasi ini tersimpan pada file direktori khusus. Dengan
membandingkan nama file dan nomor inode, sistem dapat membangun struktur pohon
yang dapat dimengerti user. User dapat melihat nomor inode dengan menggunakan
opsi –i pada perintah ls. Masing-masing inode memiliki ruang memori yang
terpisah pada disk.
3.
Struktur
Direktori
Direktori
atau folder merupakan suatu entitas dalam sebuah berkas sistem yang mengandung
berkas atau mengandung direktori lain. Sebenarnya, pada hakikatnya berkas atau
berkas terdapat dalam disk, direktori hanya menyediakan link atau menunjuk pada
berkas yang ada.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa direktori digunakan sebagai sarana untuk
pengorganisasian berkas pada suatu sistem komputer. Dengan direktori,
berkas-berkas dapat dikelompokkan. Berkas tersebut dapat berisi berkas ataupun
direktori lain, sehingga direktori dapat juga disebut sebagai berkas istimewa.
Struktur
direktori yang digunakan dalam Unix adalah struktur direktori tradisional.
Seperti yang terdapat dalam gambar direktori entri dalam Unix, setiap entri
berisi nama berkas dan nomor inode yang bersangkutan. Semua informasi dari
jenis, kapasitas, waktu dan kepemilikan, serta block disk yang berisi inode.
Sistem Unix terkadang mempunyai penampakan yang berbeda, tetapi pada beberapa
kasus, direktori entri biasanya hanya string ASCII dan nomor inode.
Saat
berkas dibuka, sistem berkas harus mengambil nama berkas dan mengalokasikan block
disk yang bersangkutan, sebagai contoh, nama path /usr/ast/mbox
dicari, dan kita menggunakan Unix sebagai contoh, tetapi algoritma yang
digunakan secara dasar sama dengan semua hirarki sistem direktori sistem.
Pertama,
sistem berkas mengalokasikan direktori root. Dalam
Unix inode yang bersangkutan ditempatkan dalam tempat yang sudah tertentu dalam
disk. Kemudian, Unix melihat komponen pertama dari path, usr
dalam direktori root menemukan nomor inode dari direktori /usr. Mengalokasikan
sebuah nomor inode adalah secara straight-forward, sejak
setiap inode mempunyai lokasi yang tetap dalam disk. Dari inode ini, sistem
mengalokasikan direktori untuk /usr dan melihat komponen berikutnya, dst. Saat
dia menemukan entri untuk ast, dia sudah mempunyai inode untuk direktori
/ust/ast. Dari inode ini, dia dapat menemukan direktorinya dan melihat mbox.
Inode untuk berkas ini kemudian dibaca ke dalam memori dan disimpan disana
sampai berkas tersebut ditutup.
4.
Konsep Mounting
Mounting
adalah proses mengkaitkan sebuah sistem berkas yang baru ditemukan pada sebuah
piranti ke struktur direktori utama yang sedang dipakai. Piranti-piranti yang
akan di-mount dapat berupa cd-rom, disket atau sebuah zip-drive. Tiap-tiap
sistem berkas yang akan di-mount akan diberikan sebuah mount point, atau sebuah
direktori dalam pohon direktori sistem Anda, yang sedang diakses. Sistem berkas
yang dideskripsikan di /etc/fstab (fstab adalah singkatan dari file system
tables) biasanya akan di-mount saat komputer baru dimulai dinyalakan, tapi
dapat juga me-mount sistem berkas tambahan dengan menggunakan perintah: mount[nama_piranti]
Atau
dapat juga dengan menambahkan secara manual mount point ke berkas /etc/fstab.
Daftar sistem berkas yang di-mount dapat dilihat kapan saja dengan menggunakan
perintah mount. Karena izinnya hanya diatur read-only di berkas fstab, maka
tidak perlu khwatir pengguna lain kana mencoba mengubah dan menulis mount point
yang baru. Seperti biasa saat ingin mengutak-atik berkas konfigurasi seperti
mengubah isi berkas fstab, pastikan untuk membuat berkas cadangan untuk mencegah
terjadinya kesalahan teknis yang dapat menyebabkan suatu kekacauan. Kita dapat
melakukannya dengan cara menyediakan sebuah disket atau recovery-disk dan
mem-back-up berkas fstab tersebt sebelum membukanya di editor teks untuk
diutak-atik. Pada linux, isi sebuah berkas dibuat nyata tersedia dengan
mengabungkan sistem berkas ke dalam sebuah sistem direktori melalui sebuah
proses yang disebut mounting.
Mounting membuat sistem berkas, direktori,
piranti dan berkas lainnya menjadi dapat digunakan digunakan di lokasi-lokasi
tertentu, sehingga memungkinkan direktori itu menjadi dapat diakses. Perintah
mount mengintruksikan sistem operasi untuk mengkaitkan sebuah sistem berkas ke
sebuah direktori khusus.
Untuk
me-mount suatu berkas atau direktori, titik mountnya harus berupa direktori,dan
untuk me-mount sebuah berkas,mount pointnya juga harus berupa berkas. Saat
sebuah sistem berkas di-mount ke sebuah direktori, izin direktori root dari
berkas yang di-mount akan mengambil alih izin dari mount point. Pengecualiannya
adalah pada direktori induk akan memiliki atribut .. (double dot). Agar sistem
operasi dapat mengakses sistem berkas yang baru, direktori induk dari mount
point harus tersedia.
Ada dua
jenis mounting, yaitu remote mounting dan mounting lokal. Remote mounting
dilakukan dengan sistem remote dimana data dikirimkan melalui jalur komunikasi.
Network sistem berkas seperti Network File System (NFS), mengharuskan agar file
diekspor dulu sebelum dimount. Mounting lokal dilakukan di sistem lokal.
Tiap-tiap sistem berkas berhubungan dengan
piranti yang berbeda. Sebelum kita menggunakan sebuah sistem berkas, sistem
berkas tersebut harus dihubungkan dengan struktur direktori yang ada (dapat
root atau berkas yang lain yang sudah tersambung).
5.
Linux
Extended File System
Versi mLinux
yang pertama berbasis pada file sistem
Minix. Setelah Linux semakin berkembang, Extended File System (Ext
FS) diperkenalkan. Ada beberapa perubahan signifikan tetapi kinerjanya
masih kurang memuaskan. Pada tahun 1994 Second
Extended Filesystem (Ext2) diperkenalkan. Di samping adanya beberapa
fitur baru, Ext2 sangat efisien, handal
dan fleksibel sehingga menjadi file sistem Linux yang paling banyak digunakan.
a.
Linux Second Extended File System (EXT2)
EXT2
adalah file sistem yang ampuh di linux. EXT2 juga merupakan salah satu file
sistem yang paling ampuh dan menjadi dasar dari segala distribusi linux. Pada
EXT2 file sistem, file data disimpan sebagai data blok. Data blok ini mempunyai
panjang yang sama dan meskipun panjangnya bervariasi diantara EXT2 file sistem,
besar blok tersebut ditentukan pada saat file sistem dibuat dengan perintah
mk2fs. Jika besar blok adalah 1024 bytes, maka file dengan besar 1025 bytes
akan memakai 2 blok. Ini berarti kita membuang setengah blok per file.
EXT2
mendefinisikan topologi file sistem dengan memberikan arti bahwa setiap file
pada sistem diasosiasiakan dengan struktur data inode. Sebuah inode menunjukkan
blok mana dalam suatu file tentang hak akses setiap file, waktu modifikasi
file, dan tipe file. Setiap file dalam EXT2 file sistem terdiri dari inode tunggal
dan setiap inode mempunyai nomor identifikasi yang unik. Inode-inode file
sistem disimpan dalam tabel inode. Direktori dalam EXT2 file sistem adalah file
khusus yang mengandung pointer ke inode masing-masing isi direktori tersebut.
EXT2 menggunakan mekanisme yang mirip dengan
BSD Fast File System (ffs) dalam mengalokasikan blok-blok data dari file, yang
membedakan adalah :
·
Pada ffs,
file dialokasikan ke disk dalam blok sebesar 8KB, dan blok-blok itu dibagi
menjadi fragmen-fragmen 1KB untuk menyimpan file-file berukuran kecil atau
blok-blok yang terisi secara parsial di bagian akhir file.
·
EXT2 tidak
menggunakan fragmen, pengalokasian dalam unit-unit yang lebih kecil. Ukuran
blok secara default pada EXT2 adalah 1KB, meskipun mendukung juga pengalokasian
2KB dan 4KB.
·
Alokasi pada
EXT2 didesain untuk menempatkan blok-blok lojik dari file ke dalam blok-blok
fisik pada disk, dengan demikian I/O request untuk beberapa blok-blok disk
secagai operasi tunggal.
b.
Linux Third Extended File System (EXT3)
EXT3
merupakan pengembangan dari EXT2. EXT3 memiliki beberapa kelebihan antara lain:
·
Optimasi
waktu pengecekan jika terjadi kegagalan sumber daya, kerusakan sisem atau unclean shutdown.
Setelah
mengalami kegagalan sumber daya, unclean shutdown, atau
kerusakan sistem, EXT2 harus melalui proses pengecekan. Proses inidapat
membuang waktu sehingga proses booting menjadi
sangat lama, khususnya untuk disk besar yang
mengandung banyak sekali data. Dalam proses ini, semua data tidak dapat
diakses. Jurnal yang disediakan oleh EXT3 menyebabkan
tidak perlu lagi dilakukan pengecekan data setelah kegagalan sistem. EXT3 hanya dicek bila ada kerusakan hardware seperti kerusakan hard disk, tetapi kejadian ini sangat jarang. Waktu
yang diperlukan EXT3 file sistem
setelah terjadi unclean shutdown tidak
tergantung dari ukuran file sistem
atau banyaknya file, tetapi
tergantung dari besarnya jurnal yang digunakan untuk menjaga konsistensi. Besar
jurnal default memerlukan waktu kira-kira sedetik untuk
pulih, tergantung kecepatan hardware.
·
Integritas
data dan kecepatan akses yang fleksibel.
EXT3 menjamin adanya integritas data setelah terjadi kerusakan atau unclean shutdown. EXT3
memungkinkan kita memilih jenis dan tipe proteksi dari data.
·
Mudah
melakukan migrasi dari EX2.
Kita
dapat berpindah dari EXT2 ke sistem EXT3 tanpa melakukan format ulang.
·
Cepat
Daripada
menulis data lebih dari sekali, EXT3 mempunyai throughput yang lebih besar dari pada EXT2 karena EXT3 memaksimalkan
pergerakan head hard disk. Kita
bisa memilih tiga jurnal mode untuk memaksimalkan kecepatan, tetapi integritas
data tidak terjamin.
C.
FILE
MANAGEMENT SYSTEM PADA WINDOWS SERVER
1. Gambaran
Umum
Windows
server adalah salah satu Network Operating System (NOS), yang berfungfi untuk
melakukan konfigurasi dan manajemen jaringan dalam skala kecil, menengah maupun
skala besar.
2. File Server
File server
digunakan sebagai pusat penyimpanan file dalam sebuah jaringan. Dengan sistem
ini, sistem file akan lebih terintegrasi sehingga memudahkan manajemen dan
pencarian file. Sistem back-up dan penyimpanan file juga dapat dilakukan dengan
baik.
Sistem file
dalam windows server menggunakan Distributed File System (DFS), Distributed
File System digunakan untuk mempermudah pengelolaan file dalam jaringan. Dengan
sistem ini, pengguna jaringan dapat dengan mudah menggunakan dan menyimpan file
tanpa perlu mengetahui letak sebenarnya dari suatu file.
3. Active
Directory Service
Peran
Directory service dalam sebuah jaringan adalah sebagai database yang menyimpan
berbagai informasi sumber daya dan objek jaringan secara terpadu sehingga dapat
dikelola dan dikonfigurasi dengan mudah.
Informasi
yang disimpan dalam Active Directory antara lain : user dan group account,
printer, file server dan berbagai policy yang menyangkut user dan group.
4. Distributed
File System (DFS)
Proses
pencarian file sering menjadi pekerjaan yang membingungkan karena peletakan
file oleh user dilakukan dengan tidak konsisten. Distributed File System atau
DFS merupakan solusi masalah panyimpanan file dalam jaringan. DFS adalah
fasilitas yang dapat mengatur dan mengelolah file server, sehingga file
tersebut dapat diakses dengan mudah, aman dan mengurangi bandwitdh yang
diperlukan.
Berikut
adalah struktur DFS :
·
DFS root,
merupakan share folder yang disebut namesapce yang ada dalam jaringan, dalam
share folder, user dapat menambah dan mengurangi file maupun folder.
·
DFS link,
merupakan share folder yang berada pada server lain yang berada dalam root DFS.
·
DFS target
atau replica, merupakan suatu link, bila menginginkan dua atau lebih folder
beserta kontennya menjadi identik dengan ketentuan link tersebut berada dalam
replication group.
Terdapat dua
teknologi DFS, yaitu DFS Namespace dan DFS replication, jika keduanya digunakan
bersama akan memberikan akses mudah, faul tolerance untuk mengakses file, load
sharing dan WAN-friendly replication.
DFS Namespaces merupakan suatu services untuk
mengelola file system yang telah menjadi “network resources”. Dalam jaringan,
sumber daya file biasa terdapat pada beberapa server yang terpisah dan user
harus mengingat alamat server mana yang memiliki file yang diinginkan. Lebih
rumit lagi apabila file tersebut ada di beberapa server yang berbeda. Disinilah
fungsi DFS, mengelola sumber daya yang tersebar menjadikan seolah-olah sumber
daya tersebut berada pada satu tujuan, jadi user hanya perlu mengingat satu
sumber saja, yaitu server dimana DFS services berjalan yang akan menjadi kunci
dari sumber daya network(Files) yang terdapat di beberapa server. Dapat
dianalogikan sebagai rumah untuk file-file yang di-sharing dalam jaringan.
DFS Replication
merupakan multimaster mesin replikasi yang mendukung penjadwalan replikasi dan
memperkecil bandwitdh. DFS replication menggunakan protocol kompresi baru yang
dinamakan Remote Differential Compression (RDC), dimana bisa digunakan untuk
mengupdated file dalam jaringan yang memiliki bandwitdh terbatas. RDC
mendeteksi penambahan, pengurangan, dan pengeditan ulang data dari suatu file.
D.
FILE
MANAGEMENT SYSTEM PADA BLACKBERRY OS
1. Gambaran
Umum
BlackBerry
OS memiliki lingkungan multitasking. Hal ini memungkinkan penggunaan eksensif
dari perangkat input seperti trackball, dan scroll wheel, tapi tidak mendukung
touchpad. OS ini adalah Sistem Operasi-event. Kemudian arsitektur CPU
BlackBerry Smartphone adalah berdasarkan ARM XScale. Perangkat lain BlackBerry
sudah Prosesor berbasis Intel. Mendukung aplikasi multitasking dan
multithreading. Keamanan: Setiap aplikasi yang ingin menggunakan fungsi
BlackBerry tertentu harus ditanda tangani secara digital.
2. Layanan Sistem Berkas
File
System API yang digunakan untuk mengakses perangkat memori. Mekanisme sistem
berkas BB berbeda dari sistem berkas tradisional. Semua file sistem non-violate
data disimpan di flash memori. Kedua Operasi tulis dan baca dilakukan pada
ruang flash.
·
Menulis pada flash melibatkan
tugas sebagai berikut :
1. Menyimpan
isi seluruh sektor flash.
2. Menghapus
seluruh sektor flash.
3. Menulis
ulang seluruh isi sektor flash dengan isi berubah.
·
Proses penulisan ulang
seperti file log-terstruktur sistem sebagai berikut :
1. Semua
penulisan dilakukan secara berurutan pada akhir log file.
2. Bila
data yang sudah ada dalam file log diubah, maka akan ditambahkan ke akhir dari
log. Salinan data lama akan tersisa di log, tetapi ditandai sebagai kotor.
3. Ketika
sistem file kehabisan ruang, segmen lama dari log (dengan bendera kotor) akan
dibersihkan.
3. Akses Berkas Acak
Di
desktop, sistem file menggunakan struktur untuk pengindeksan akses file. Hal
ini tidak dapat digunakan dalam perangkat mobile karena terbatas oleh sumber
daya. Akibatnya, akses acak ke file dilakukan oleh pemindaian file berurutan
dari awal. Metode ini dalam perangkat mobile yang cepat, karena seluruh file
sistem dalam memori flash.
4. Membaca Sistem Berkas
Dalam
rangka mengoptimalkan kecepatan membaca dari sistem file, sistem berkas
menyediakan read-only memori untuk memetakan akses. Dalam sistem berbasis disk
file, memori dipetakan akses file diimplementasikan melalui manajemen memori
sistem. Pada handheld, sistem berkas secara eksplisit menyediakan pencarian
tabel untuk semua catatan dalam sistem file.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar